Mengenai Saya

Foto saya
bandung, jawa barat, Indonesia
hai , aku delifya . welcome to my site yaa :) .. comment dong blog aku !!! ;) & Join juga yaa with me

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Alasan Michael Jordan selalu menjadi juara dunia

Kami akan menjelaskan alasan kenapa Michael Jordan adalah pemain basket terhebat sepanjang masa. Hanya ada dua label untuk pemain dalam olahraga: juara atau gagal.

Kemenangan adalah satu-satunya tolak ukur kesuksesan seorang atlit dalam olahraga dan jumlah kejuaraan yang dimenangkan atlit tersebut adalah satu-satunya statistik yang relevan dalam mengukur kemampuan seorang pemain.
Baik anda setuju ataupun tidak, memang banyak cara untuk mengukur kehebatan seorang pemain. Namun biarlah kita berasumsi bahwa anda semua setuju akan hal ini. Karena dalam sebuah olahraga, kemenangan sangatlah dihargai.
Kita suka seorang pemenang. Kita suka bila tim kita berhasil menang. Dengan berdasarkan pada pandangan di atas, maka tolak ukur kehebatan seorang pemain basket bisa diukur dari cincin juara yang ia dapatkan. Jordan adalah pemain terbaik yang pernah memainkan olahraga bola basket di dunia. Seorang model yang super perfect untuk semua orang yang ingin belajar basket.
Jordan memiliki fondasi basket yang bagus, mempunya jiwa kepempimpinan, dan yang paling penting, ia selalu menang. Enam cincin juara didapatkan Jordan tiga kali berturut-turut di tahun 1991-1993 dan 1996-1998.
Saya akan melewatkan Bill Russell sebagai pemain terhebat dengan 11 cincin juara dalam argumen ini karena dua alasan: 1) Saya tidak pernah melihat permainan Bill Russel, 2) Persaingan tim-tim di NBA pada era Russell tidak seketat sekarang. Misalnya pemain berkulit hitam masih sedikit jumlahnya waktu itu. Aturan-aturan yang membatasi jumlah pemain hebat dalam satu tim seperti salary cap dan luxury tax belum ada. Free agency belum diciptakan.

Olahraga basket belum berkembang seperti zaman sekarang dengan adanya scouting kelemahan lawan, peraturan-peraturan basket seperti garis three point, dan lain-lain. Intinya, era Russel ketika ia meraih 11 cincin tidak bisa dibandingkan dengan era Jordan yang meraih enam cincin karena situasinya jauh berbeda. Bahkan menurut saya, kita tidak bisa membandingkan pemain dari dua era yang berbeda.
Sebagai pembanding Jordan, kita akan melihat pemain yang paling mirip secara skill, gaya bermain dan prestasi. Di era saat ini, pemain yang paling mendekati dengan Jordan adalah Kobe Bryant. Kobe adalah pemain yang hebat. Lima cincin juaranya tidak bisa dikesampingkan dan dipandang sebelah mata. Lima cincin juara adalah sebuah prestasi yang hebat.
Namun Kobe tidak akan pernah bisa melewati Jordan walaupun ia mendapat enam cincin juara sekalipun. Di akhir artikel ini, anda akan mengerti alasan saya mengatakan hal tersebut.
Tiga cincin juara pertama Kobe diraih bersama Shaq, seorang pemain yang sangat dominan di liga NBA saat itu, bahkan lebih hebat dibanding Kobe versi muda. Shaq adalah sebuah alasan besar kenapa Kobe mendapat tiga cincin pertamanya. Tanpa Shaq saat itu, sulit buat Lakers menjadi juara.
Kobe memang adalah seorang pemain dengan kemampuan individual yang hebat. Hal itu ditunjukkannya ketika ia mencetak 81 points dalam satu pertandingan di regular season. Namun sayangnya, seiring dengan ditinggalnya Shaq, prestasi Lakers langsung merosot jauh, dan prestasi individual hebat Kobe tertutup dengan buruknya rekor Lakers di regular season saat itu.
Tanpa cincin juara, apalah artinya jika Kobe mau mencetak 100 points dalam sebuah game sekalipun. Malah Shaq lebih dulu mendapat cincin keempatnya di tahun 2006 bersama Miami Heat, setelah berpisah dengan Kobe.
Salah satu keberuntungan Kobe ketika mendapat tiga cincin pertamanya adalah: ia masuk ke NBA di usia muda [langsung bermain di NBA setelah lulus SMU], mendapatkan tim yang bagus di usia muda, dan pelatih yang sudah terbukti sukses [Phil Jackson dengan enam cincin juara sebelum bergabung dengan Lakers].
Namun Jordan juga beruntung karena di era keemasannya, Jordan tidak harus berbagi spotlight dengan Magic Johnson ataupun Larry Bird. Walaupun demikian, Jordan menghancurkan semua pemain hebat [siapapun] yang menghalangi jalannya menuju tangga juara, diantaranya ada: Isiah Thomas, Magic Johnson, Clyde Drexler, Patrick Ewing, Alonzo Mourning, Charles Barkley, Gary Payton, John Stockton, Karl Malone, Shawn Kemp, John Starks, Tim Hardaway, dan masih banyak lagi.
Cincin juara Kobe yang keempat didapat ketika tidak ada tim lain di NBA yang pantas/siap menggondol gelar. Shaq sudah tua, LeBron James dikalahkan oleh Orlando Magic yang memiliki tim lebih kuat. Celtics yang seharusnya memiliki kesempatan besar untuk mempertahankan gelar juara mereka di musim sebelumnya harus menerima kenyataan pahit karena Kevin Garnett mengalami cedera, yang membuat peluang mereka menjadi juara sirna seketika.
Di final NBA tahun 2009, Orlando bukanlah sebuah tim yang siap untuk menjadi juara. Jameer Nelson yang merupakan pemain bintang Magic, harus mengalami cedera panjang dan baru bisa bermain lagi di final, namun tidak bisa menemukan performa terbaiknya. Lakers menjadi tim terkuat di tahun 2009, karena memang tidak ada lagi tim yang pantas.
Cincin juara Kobe yang kelima, ini yang menarik, didapat melalui susah payah-sampai game ketujuh. Selama tiga kuarter, tim Kobe selalu tertinggal di game terakhir tersebut. Di menit-menit terakhir game penentu tersebut, baru akhirnya (dengan susah payah) Lakers berhasil membalikkan kedudukan dan mengalahkan Celtics. Tapi bukan Kobe yang membalikkan kedudukan tersebut.
Tim Lakers begitu kuat sehingga mereka bisa tetap menang atas Celtics walaupun Kobe tidak bermain bagus. Sama seperti kasusnya di tahun 2009, tim Lakers secara keseluruhan adalah tim yang lebih baik dari lawannya, bukan karena Kobe seorang diri bermain luar biasa. Tapi karena Lakers punya Phil Jackson, Pau Gasol, Derek Fisher, Lamar Odom, Trevor Ariza, Ron Artest, Sasha Vujacic, Shannon Brown, Andrew Bynum, Mitch Kupchak [GM Lakers] dan Jerry Buss [owner dari Lakers].
GM Lakers berperan besar dalam mendatangkan sebuah alasan mengapa Kobe tiba-tiba berpeluang mendapatkan cincin keempat dan kelima: Pau Gasol, seorang big man dengan kemampuan menyerang yang sangat luar biasa, memiliki IQ basket yang tinggi, rebound yang bisa diandalkan, defense yang lumayan, dan kemampuan passing yang sangat under-rated.
Bagaimana seandainya jika GM Memphis Chris Wallace tidak membungkus kado Gasol untuk Lakers? Kobe akan bertahan dengan tiga cincin saja. Kobe harus bersyukur punya arsitek tim seperti Mitch Kupchak dan mengalami keberuntungan dari tindakan bodoh Chris Wallace yang memberikan Gasol begitu saja.
Anyway, seandainya Kobe adalah Jordan, Celtics pasti sudah dihabisi di tahun 2008, dan Kobe sudah mendapat cincin keenamnya di tahun 2010. Bahkan di tahun 2011 ini, Kobe mencoreng nama Phil Jackson, dengan membuat timnya kalah 4-0 dari Dallas Mavericks di semifinal wilayah Barat.
Michael Jordan tidak akan kalah jika mempunyai Andrew Bynum, Lamar Odom, Pau Gasol, Derek Fisher, Ron Artest, dan Phil Jackson di timnya. Kobe disapu bersih, padahal ia mempunyai tiga center setinggi 7 feet yang berskill luar biasa plus pelatih dengan cincin juara terbanyak [11], memalukan.
Jordan bisa menang tanpa center yang bagus, Kobe malah punya tiga: Odom adalah starting center timnas Amerika yang meraih medali emas di kejuaraan dunia tahun 2010, Pau Gasol adalah pemain terbaik kejuaraan dunia tahun 2006, dan Bynum adalah center dengan badan dan power yang lebih besar dibanding Dwight Howard.
Jordan tidak akan membiarkan lawan menghabisinya di puncak terbesar olahraga basket. Pantang baginya untuk kalah dan apa saja pasti dilakukan Jordan agar timnya bisa menang. Jordan tidak akan membiarkan timnya gagal, tidak seperti Kobe.
Sebagai perbandingan saja, jika kita tidak menghitung musim terakhir Jordan bersama Bulls [1997-1998], shooting percentage terendah Jordan dalam karirnya sebagai pemain Bulls masih lebih tinggi dibanding shooting percentage tertinggi Kobe dalam karirnya sebagai pemain Lakers.
Terlebih lagi, lima cincin juara Kobe didapatkan dengan cara yang sama sekali tidak seperti Jordan. Tiga cincin didapatkan dimana ia bukan pemain terhebat di klubnya, satu cincin didapatkan karena timnya adalah tim yang kuat, dan cincin terakhir didapatkan bukan karena Kobe sebagai alasan utamanya.
Cara Kobe mendapatkan lima cincinnya tidak sehebat dan seperti Jordan. Michael Jordan menjadi juara dengan center semacam Bill Cartwright dan Will Purdue, bahkan dengan point guard seperti BJ Armstrong di timnya.
Masalahnya cincin juara yang didapat Kobe mengikuti tren dimana seorang superstar big man dibutuhkan untuk menjadi juara. Kobe punya big man hebat seperti Robert Horry, super big man seperti Gasol, dan super duper extra superstar big man dalam diri Shaq.
Tanpa mengesampingkan peran Kobe [karena tiga cincin juara yang didapatkannya bersama Shaq adalah peran mereka berdua], peran Shaq dalam meraih juara begitu dominan, lebih dominan tepatnya. Bukan artinya Kobe seorang pemain yang tidak hebat, he is very very very good player, but not a great one. At least not as great as no #23-Michael.
Jordan mendapatkan enam cincin juaranya dengan cara yang sangat luar biasa. Ia menghabisi lawan-lawannya dengan elegan. Di saat-saat kritis, tembakan Jordan lebih banyak masuk dibanding meleset. Sangking banyaknya, orang lebih mengingat tembakannya yang masuk daripada meleset di saat yang menentukan.
Di saat-saat genting, dimana timnya membutuhkan Jordan untuk menyelamatkan mereka, Bulls selalu bisa mengandalkan Jordan untuk membawa timnya menang. Tembakan-tembakan penentu kemenangan Jordan selalu datang di pentas terbesar seperti NBA Finals, alias di saat yang tepat. Itulah alasan yang membuat Jordan menjadi pemain terhebat.
Cerita kepahlawanannya melegenda karena ia membuat tembakan-tembakan penting di pentas terbesar, ketika semuanya dipertaruhkan. Lihat bagaimana Jordan menutup karirnya di cincin keenam [mari kita semua berpura-pura untuk melupakan karirnya di Wizards sebagai seorang pemain].
Game keenam di tahun 1998, skor 3-2 untuk Bulls, dan Jazz memiliki home court advantage di game ketujuh-bukan pertanda yang baik, namun seperti biasa di saat genting seperti ini Michael akan menampilkan sinar kebintangannya.
Skor pertandingan 85-86, Bulls tertinggal dengan waktu kurang dari 20 detik, Michael malah berhasil melakukan steal terhadap Karl Malone, menggocek Bryon Rusell, dan melakukan “The Last Shot”. Game over buat Jazz, Bulls juara lagi untuk yang keenam kalinya. Siapa bintangnya? Jordan.
Selain itu, jangan lupa bahwa big man dominan yang biasanya menjadi keharusan para tim untuk menjadi juara di NBA, tidak dibutuhkan Jordan. Jordan menjadi juara tanpa big man handal, enam kali! Mendapat satu cincin juara tanpa big man saja sulit.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

teknik pro permainanbola basket dan teknik dasar permainan basket

Teknik Pro Permainan Bola Basket

* Fade Away
Fade away adalah tehnik yang mendorong badan kebelakang saat melakukan shoot, sehingga menyulitkan defender untuk menghadang bola. tehnik ini lumayan susah dilakukan buat pemain yang baru belajar basket. Bila keseimbangan badan tidak terjaga bisa-bisa terpelanting dan jatuh kebelakang. Pemain NBA yang sering memakai teknik ini adalah sang legenda basket seperti Michael Jordan dan Kobe Bryant.
* Hook Shoot
Hook adalah tehnik yang sangat efektif bila pemain dijaga oleh orang yang lebih tinggi dari pemain. Yaitu cara menembak dari samping dengan satu tangan. Jadi jarak antara orang yang menghadang dan pemain bias agak jauh. Belakangan tehnik ini sering dipakai oleh Rony Gunawan Satria Muda Britama waktu melawan Garuda Bandung di Final 2009, dan keakuratan mencapat 80%.
* Jump Shoot
Teknik yang butuh lompatan tinggi, dan akurasi tembakan yang mumpuni.
* Slamdunk
Slamdunk itu paling populert. Sebenarnya cukup simple, yaitu hanya memasukan bola secara langsung ke ring dan menghempaskan tangan ring basket. walaupun simple, tapi untuk orang dengan tinggi 171 cm seperti slam ini hampir mustahil untuk melakukannya karena lompatannya tidak cukup tinggi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

salah satu pemain profesional dunia

Michael Jordan

Michael Jeffrey Jordan (lahir di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, 17 Februari 1963; umur 47 tahun) adalah pemain bola basket profesional asal Amerika. Ia merupakan pemain terkenal di dunia dalam cabang olahraga itu. Setidaknya, enam kali merebut kejuaraan NBA bersama kelompok Chicago Bulls (1991-1993, 1996-1998). Ia memiliki tinggi badan 198 cm dan merebut gelar pemain terbaik.
Ia mulai berkarier di NBA pada 1984 dan bergabung dengan klub Chicago Bulls hingga 1998. Selama kariernya, ia telah mengoleksi enam gelar juara dan lima kali ditunjuk sebagai MVP reguler. Pemilik nama terkenal Air Jordan ini pensiun dari dunia basket pada 2003 setelah dua tahun bergabung dengan Washington Wizards. Setelah itu, ia menjadi pengusaha. Selain tercatat sebagai pemilik Bobcats, Jordan sibuk dengan bisnis properti.
Pada 1985, ia bertemu dengan Juanita Vanoy dan menikah pada 2 September 1989 di Little White Chapel (Las Vegas). Dari pernikahan mereka lahir tiga anak, yaitu Jeffrey, Marcus, dan Jasmine. Mereka bercerai setelah 17 tahun mempertahankan pernikahannya. Bahkan, keduanya sama-sama mengaku sudah tinggal terpisah sejak Februari 2006. Puncaknya terjadi pada 2002. Ketika itu, ia mengaku bahwa dirinya membayar Karla Knafel sebesar US$ 250 ribu untuk menjaga kerahasiaan hubungan. Knafel mengatakan bahwa Jordan menyebut pernikahannya sebagai “hubungan bisnis”.
Mendengar hal itu, Juanita langsung mengajukan tuntutan cerai dan meminta separo dari total kekayaannya yang disebut mencapai US$ 400 juta (sekitar Rp 3,6 triliun). Juanita juga menuntut kepemilikan rumah mewah dan hak asuh ketiga anak. Jorgan kemudian bekerja keras menyelamatkan bahtera rumah tangganya. Sebulan kemudian, Juanita membatalkan tuntutannya.
Sejak Februari 2006, Juanita tinggal di Highland Park (Illionis), sedang Jordan di pusat Chicago. Akhirnya, keduanya memutuskan berpisah dan berbagi aset sekaligus hak asuh anak. Sidang perceraian berlangsung di Lake County, Amerika Serikat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

beberapa kaos basket terbagus









hmmm ,, bagus juga yaah kaos-kaos basketnya :) , jadi ingin menjadi atlet basket .. amin deh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

salah satu pemain terbaik di indonesia

about KELLY PURWANTO

Kelly Purwanto

Kelly Purwanto adalah pemain bola basket putra Indonesia yang lahir di Jakarta, 3 Agustus 1983; umur 26 tahun dan bermain di klub IBL Kalila Jakarta. Pada tahun 2006 ini ia berhasil meraih MVP IBL untuk kompetisi reguler.
PROFIL
# Nama:Kelly Purwanto
# Klub: Garuda Bandung
# Lahir: Jakarta, 3 Agustus 1983
# Tinggi/Berat: 178 cm/67 kg
# Orangtua: Abednego Purwanto-Aryani Astuti
# Posisi: Guard
# Idola: Allen Iverson

Kelly baru serius bermain basket saat duduk di bangku SMA. Ia kemudian bergabung dengan Satria Muda junior serta bermain di Libama bersama STIE Perbanas tahun 2001. Setahun berikutnya, ia mengantar kampusnya menjadi juara nasional. Tahun 2003 ia masuk daftar pemain SM di Kobatama dan hanya bermain empat pertandingan. Hanya itu kiprahnya bersama SM di ajang Kobatama. Ia mengalami cedera punggung. Tahun 2004 ia tak lagi masuk daftar pemain SM, namun tahun itu menjadi momentum berarti baginya. Kelly menjadi satu andalan DKI Jaya meraih emas PON serta mengantar Perbanas menjadi juara Libama Nasional. Kalila pun merekrutnya dengan menukar opsi pertama memilih rookie IBL 2005. Kelly pun menjadi ikon Kalila, namanya melambung pesat. Ia terpilih dalam All-Star IBL di tahun pertama penampilannya. Kini ia sudah memiliki kontrak dengan satu produk basket tenar. Kelly juga sempat bergabung dalam pelatnas SEA Games Manila, meski kemudian hanya tercatat sebagai pemain dalam pantauan. “Obsesi saya adalah menjadi pemain nasional. Entah kapan itu terjadi, tapi saya akan terus berusaha,” tekadnya. Melihat potensinya, Kelly memiliki kesempatan meraih mimpi tersebut.Kini Kelly bermain di klub Garuda Bandung
PRESTASI
* 2001 Runner-up Libama Nasional
* 2002 Juara Libama Nasional, Juara Kontes 3 Point Adidas Asia Streetball di Shanghai Tiongkok.
* 2004 Runner-up Sister City (PON DKI), Medali emas PON Sumsel bersama tim DKI, Juara Libama Nasional.
* 2005 Pelatnas SEA Games, IBL All-Star.
* 2006 MVP IBL

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

lapangan,waktu,dan jumlah pemain basket

Permainan bola basket adalah persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.
Waktu permainan 4 X 10 menit. Di antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik.
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm – 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 – 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 – 1,40 meter.
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemain basket terpendek

Ketika kita berfikir tentang pemain basket NBA, kita pasti akan langsung tertuju pada sosok tinggi besar dan bisa menciptakan Dunk yang hebat, nyatanya tidak semua pemain basket NBA mempunyai adalah pemain yang mempunyai tinggi di atas 180 cm, Ternyata ada juga pemain basket NBA yang tingginya kurang dari 170 cm, tapi walaupun begitu, mereka tetaplah bisa menciptakan dunk spektakuler.
Berikut adalah daftar 5 pemain basket NBA terpendek hingga sepanjang masa :

1.Tyrone “Muggsy” Bogues (160 cm)
Lahir dan dibesarkan di Baltimore, MD, Tyrone Bogues adalah orang terpendek yang pernah bermain di NBA. Meskipun hanya 5’3 “, dia menggunakan tinggi badannya sebagai kelebihan dengan menjadi yang sering menerobos pemain lawan yang berbadan tinggi, ia mampu bermain untuk Hornets selama 10 tahun dan menjadi salah satu pemain tim yang paling populer. Dia benar-benar dilihat sebagai lawan yang tangguh dan mini.



2. Earl Boykins (165 cm)
Earl Boykins adalah pemain terkecil kedua yang pernah berada di NBA. Meskipun kedua terkecil, ia berdiri sebagai pemain yang paling ringan. Ia terkenal karena ia mencetak teknik setelah ia mampu mencetak 32 poin dalam permainan pada tanggal 11 November 2004. Dia juga bermain untuk LA Clippers, Golden State Warriors, Milwaukee Bucks, Charlotte Bobcats, dan banyak lainnya. Hari ini, Boykins bermain untuk Washington Wizards.


3. Anthony “Spud” Webb (170 cm)
Anthony Webb berdiri sebagai pemain terpendek ketiga untuk menjadi bagian dari NBA. Setelah menghadiri Midland College dan North Carolina State University, ia draft ronde 4 memilih bermain untuk Detroit Pistons di tahun 1985 Draft. Pada tahun 1986, Webb memasuki NBA Slam Dunk Contest, dan meskipun terpendek, memiliki lompatan tertinggi dari 42 inci dan iapun memenangkan kontes.


4.Wataru “Kilo Wat” Misaka (171 cm)
Wataru Misaka adalah salah satu dari sedikit pemain terkenal NBA Asia. Meskipun ia sekarang sudah pensiun, ia juga dikenal sebagai pemain Asia pertama dan sebagai pemain non-Kaukasia pertama yang menjadi bagian dari NBA Wataru memiliki karir yang sangat singkat (1947-1948), dan ia hanya mampu bermain tiga game sebelum dipotong dari tim.




5. Nate Robinson (176 cm)
Nate Robinson bermain untuk New York Knicks.dia bermain di NBA Draft 2005 21. Phoenix Suns mengangkatnya tapi dia setelah dijual ke New York Knicks. Selama 2006 All-Star Weekend, Robinson memenangkan Sprite Rising Stars Slam Dunk Contest. Yang terbaik adalah ketika ia dunk melompati Spud Webb dan mendapat nilai sempurna 50.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

beberapa kejuaraan di Indonesia

Masuk Indonesia, NBA Gandeng DBL

Gelar Klinik dan Camp, Kirim Pemain ke Surabaya



SURABAYA – Liga basket paling bergengsi di dunia, National Basketball Association alias NBA, segera punya even resmi di Indonesia. Untuk itu, liga asal Amerika Serikat tersebut berkolaborasi dengan DetEksi Basketball League (DBL), liga pelajar terbesar di Indonesia yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Group.

Kerja sama itu bersifat multiyear (jangka panjang). Tujuannya membantu pengembangan popularitas basket dan kemampuan para pemain di Indonesia. Mulai Agustus tahun ini, NBA akan mengirimkan pemainnya ke Surabaya, pusat DBL.

Pemain itu akan menyaksikan final DBL Jawa Timur pada Sabtu, 23 Agustus nanti. Bertempat DBL Arena –gedung basket baru di kawasan Ahmad Yani, Surabaya– sang pemain akan memberikan semangat kepada para finalis dan menyapa para penggemar.

Sehari kemudian, pemain itu tampil lagi dalam NBA Basketball Clinic. Memberikan materi latihan dan pengalaman hidup kepada tim-tim juara DBL dari sebelas kota di Indonesia. Klinik itu merupakan even resmi pertama NBA di Indonesia.

Pada pertengahan 2009, kerja sama bakal ditingkatkan. NBA dan DBL berkolaborasi untuk menyelenggarakan Indonesia Development Camp yang pertama, juga di DBL Arena Surabaya.

Camp berlangsung lebih dari sehari, memberikan materi yang jauh lebih komplet. Bukan sekadar mengirimkan pemain, NBA juga mengirimkan dua asisten pelatihnya ke Surabaya. Mereka akan menjadi instruktur untuk para pemain dan pelatih yang dipilih berdasar performa di DBL.

Dalam Indonesia Development Camp itu, para pemain dan pelatih mendapatkan pelatihan formal. Setiap hari juga diselenggarakan pertandingan supaya para peserta bisa mengaplikasikan pelajaran yang baru saja mereka dapatkan.

Pada hari terakhir camp, 20 terbaik bakal turun dalam Indonesia Development Camp All-Star Game. Setelah itu, juga akan dipilih seorang MVP (most valuable player alias pemain terbaik).

Untuk nama pemain, NBA dan DBL segera mengumumkannya dalam waktu dekat ini.

Heidi Ueberroth, NBA president, global marketing partnerships and international business, menegaskan bahwa kerja sama itu merupakan yang pertama di Indonesia.

”Kami tak sabar memulai kolaborasi bersama DBL, menyelenggarakan even pertama kami di Indonesia,” kata Ueberroth. ”Ini bakal menjadi program luar biasa untuk membantu pengembangan basket dan kualitas permainan di Indonesia,” lanjutnya.

Commissioner DBL Azrul Ananda menyatakan bangga bisa berkolaborasi dengan liga paling bergengsi di dunia.

”Kami merasa terhormat dan senang bisa menjalin kerja sama multiyear untuk mengembangkan basket di Indonesia ini,” ujar Azrul, yang juga wakil direktur di Jawa Pos. ”NBA adalah liga paling bergengsi dengan pelatih dan pemain terbaik di dunia. Program ini bakal memberikan peluang istimewa bagi para pelatih dan pemain-pemain kami. Mereka bisa belajar dari sumber-sumber kelas dunia,” lanjut Azrul.




Berawal di Surabaya

DetEksi Basketball League dimulai di Surabaya pada 2004. Liga ini merupakan liga pelajar pertama yang menerapkan konsep student athlete di Indonesia. Bukan hanya jago di lapangan, pemain juga harus menunjukkan kemampuan di kelas. Kalau pernah tidak naik kelas, pemain itu tidak boleh bertanding.

Kompetisi tersebut terus berkembang. Pada 2007, kompetisi DBL di Jawa Timur diikuti oleh 220 tim SMP dan SMA, putra maupun putri. Jumlah penonton pun meroket, total hampir 60 ribu orang dalam sebulan pertandingan.

Tahun ini, dengan dukungan penuh Astra Honda Motor, DBL mengembangkan sayap. Honda DBL 2008 diselenggarakan di sebelas kota, sepuluh provinsi. Antara Januari hingga Maret lalu, kompetisi sudah berlangsung di Mataram, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Manado, Semarang, dan Jogjakarta.

Di kebanyakan kota itu, kompetisi tersebut memecahkan rekor peserta dan penonton. Total, 112 ribu orang menyaksikan pertandingan di sembilan kota tersebut. ”Kami benar-benar berterima kasih kepada Honda. Tanpa Honda, DBL mungkin tidak bisa berkembang seperti ini,” ujar Azrul.



Di Jawa Timur, kompetisi diselenggarakan pada Juli hingga Agustus mendatang. Pertandingan dibagi dalam dua wilayah, Surabaya dan Malang. Di Jatim sendiri, pesertanya sudah terbanyak di Indonesia. Mencapai 266 tim SMP dan SMA, melibatkan sekitar 5.500 pemain, ofisial, dan anggota yel-yel. Di Jatim, jumlah penonton diprediksi lebih dari 70 ribu orang.

Total, 631 tim menjadi peserta Honda DBL 2008, melibatkan lebih dari 13.000 pemain, ofisial, dan yel-yel. Total penonton dari seluruh Indonesia diprediksi lebih dari 180 ribu orang.

Meski diselenggarakan di berbagai provinsi, tidak ada juara nasional di DBL. ”Liga kami seperti di Amerika Serikat. Di sana, tidak ada juara nasional SMA,” kata Azrul.

Sebagai gantinya, semua juara diboyong di Surabaya, mengikuti latihan bersama pemain NBA. ”Tahun depan, kami akan mengunjungi lebih banyak lagi provinsi. Di mana saja, tunggu kabarnya. Ikuti situs resmi DBL diwww.deteksibasketball.com,” ujar Azrul.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pelatih terbaik dunia


5 Pelatih Brilian NBA


Oleh : Jalaksana Winangoen
[UNIKNYA.COM]: Berikut ini adalah 5 dari 10 pelatih paling briliant dalam sejarah bola basket Amerika (NBA). Pernah menukangi tim-tim besar hingga memperoleh kampiun jawara di beberapa musim. Baik sebagai mantan pemain maupun pelatih bola basket, namanya diabadikan dalam gelar bergengsi NBA, Naismith Basketball Hall of Fame. Dan berikut ulasannya:

1. Phil Jackson
Philip Douglas “Phil” Jackson adalah mantan pemain pada era 1970 dan juara NBA 1973 New York Knicks. Selain sebagai pemain, karier kepelatihanya dianggap sebagai salah satu pelatih terbesar dalam sejarah National Basketball Association (NBA). Reputasinya sebagai pelatih Chicago Bulls dari tahun 1989 sampai 1998, memenangkan enam gelar NBA. Tim berikutnya, Los Angeles Lakers, memenangkan lima gelar NBA 2000-2010. Secara total, Jackson telah memenangi 11 gelar NBA sebagai pelatih, melebihi rekor sebelumnya sebanyak sembilan oleh Red Auerbach. Dia memegang rekor untuk kejuaraan paling banyak dalam sejarah NBA sebagai pemain dan juga pelatih kepala. Dia juga adalah penulis beberapa buku ​​tentang tim dan strategi basket. Jackson juga penerima North Dakota Roughrider Award. Pada tahun 2007 nama Jackson terpilih ke dalam Naismith Basketball Hall of Fame. Pada tahun 1996, sebagai bagian dari perayaan untuk ulang tahun ke-50 National Basketball Association, Jackson ditetapkan sebagai salah satu dari 10 pelatih terbesar dalam sejarah liga.
 Phil Jackson



2. Red Auerbach
Arnold Jacob “Red” Auerbach adalah seorang pelatih basket Amerika dari Tri-Cities Blackhawks dan Boston Celtics. Setelah ia pensiun sebagai pelatih, ia menjabat sebagai presiden eksekutif Celtics sampai kematiannya. Sebagai pelatih, ia memenangkan 938 pertandingan (rekor pada saat pensiun nya) dan sembilan kejuaraan National Basketball Association (NBA). Sebagai manajer umum dan presiden tim Celtics, ia memenangkan tujuh gelar tambahan NBA, dengan total 16 dalam rentang 29 tahun, membuatnya salah satu pejabat tim paling sukses yang pernah ada dalam sejarah olahraga profesional Amerika Utara. Auerbach juga dikenang sebagai pelopor basket modern, dan salah satu juga yang diabadikan ke dalam Basketball Hall of Fame. Selain itu, Auerbach adalah pendobrak kultur para pemain yang sebelumnya didominasi oleh pemain berkulit putih. Dia membuat sejarah dengan menyusun daftar pemain Afro-Amerika pertama dalam skuad pemain NBA.
 Red Auerbach




3. John Albert Kundla
John Albert Kundla adalah mantan pelatih basket profesional. Setelah musim 1946-47, Kundla menukangi  Minneapolis, kemudian bermain di Liga Bola Basket Nasional. Kundla terpilih sebagai salah satu dari 10 pelatih terbesar dalam sejarah NBA. Dalam 11 tahun pelatihan di BAA/NBA, dia mencatat rekor 423-302 di musim reguler dan 60-35 di babak playoff. Kundla ditetapkan dalam Naismith Memorial Basketball Hall of Fame pada tahun 1995.


 John Albert Kundla


4. Pat Riley
Patrick James “Pat” Riley adalah mantan pemain dan pelatih di NBA. Saat ini, ia adalah tim presiden dari Miami Heat. Secara luas dianggap sebagai salah satu pelatih NBA terbesar sepanjang masa, Riley telah menjabat sebagai pelatih kepala dari lima tim yang berbeda. Dia mengantarkan Miami Heat pada 2006 lalu memenangkan NBA Championship. Sebelum masa jabatannya di Miami, ia menjabat sebagai pelatih kepala untuk Los Angeles Lakers dan New York Knicks. Dia menyabet gelar NBA Coach of the Year tiga kali (1989-90, 1992-93 dan 1996-97, masing-masing sebagai pelatih kepala Lakers, Knicks dan Heat). Dia adalah kepala pelatih tim All-Star NBA game sembilan kali: delapan tim Barat (1982, 1983, 1985-1990, semua sebagai pelatih kepala Lakers) dan sekali tim Timur (1993, sebagai pelatih kepala Knicks). Pada tahun 1996 ia diangkat salah satu dari 10 Pelatih Terbesar dalam sejarah NBA. Sebagai pemain ia bermain untuk tim juara Los Angeles Lakers pada tahun 1972, sehingga menorehkan total tujuh gelar NBA.


 Pat Riley



5. Chuck Daly
Jerome Charles “Chuck” Daly adalah seorang pelatih kepala basket Amerika. Dia memimpin Detroit Pistons berturut-turut di National Basketball Association (NBA) Championships di tahun 1989 dan 1990, dan di Dream Team sampai meraih medali emas bola basket pria di Olimpiade 1992. Dia memiliki karir 14 tahun (musim) sebagai pelatih di NBA. Tim yang dilatihnya antara lain; Cleveland Cavaliers, Detroit Pistons, New Jersey Nets dan Orlando Magic. Dia mengumpulkan 564-379 (0,598) catatan karir, yang terbaik di antara 13 pelatih, terbaik kesembilan dengan persentase. Daly didiagnosis terkena kanker pankreas pada Maret 2009, sampai meninggalnya pada 9 Mei 2009 (pada usia 78). (**)

 Chuck Daly

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Free Basketball Cursors at www.totallyfreecursors.com